THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES ?

Kamis, 18 Juni 2009

Manga

Manga (漫画) (baca: man-ga, atau ma-ng-ga) merupakan kata komik dalam bahasa Jepang; di luar Jepang, kata tersebut digunakan khusus untuk membicarakan tentang komik Jepang. Mangaka (漫画家) (baca: man-ga-ka, atau ma-ng-ga-ka) adalah orang yang menggambar manga.
Manga di Jepang
Majalah-majalah manga di Jepang biasanya terdiri dari beberapa judul komik yang masing-masing mengisi sekitar 30-40 halaman majalah itu (satu chapter/bab). Majalah-majalah tersebut sendiri biasanya mempunyai tebal berkisar antara 200 hingga 850 halaman. Sebuah judul manga yang sukses dapat terbit hingga bertahun-tahun seperti "ジョジョの奇妙な冒険 / Jojo no Kimyō na Bōken / JoJo's Bizarre Adventure / Misi Rahasia". Umumnya, judul-judul yang sukses dapat diangkat untuk dijadikan dalam bentuk animasi (atau sekarang lebih dikenal dengan istilah ANIME) contohnya adalah seperti Naruto, Bleach dan One Piece
Beberapa manga cerita aslinya bisa diangkat berdasarkan dari novel / visual novel, contohnya adalah "Basilisk" (tidak beredar di Indonesia) berdasarkan dari novel "甲賀忍法帖, Kōga Ninpōchō" oleh Futaro Yamada, yang menceritakan pertarungan antara klan ninja Tsubagakure Iga dan klan ninja Manjidani Koga. Ada juga yang mengangkat dari segi sejarah, seperti sejarah Tiga Kerajaan (The Three Kingdom) seperti Legenda Naga (Ryuuroden) dan sejarah-sejarah Jepang, kadang ada yang memakai nama yang benar benar ada, ada juga yang memakai tokoh fiktif

Tokoh Goku (Dragon Ball) dalam bentuk manusia / Live Action (2009) mendatang
Setelah beberapa lama, cerita-cerita dari majalah itu akan dikumpulkan dan dicetak dalam bentuk buku berukuran biasa, yang disebut tankōbon (atau kadang dikenal sebagai istilah volume). Komik dalam bentuk ini biasanya dicetak di atas kertas berkualitas tinggi dan berguna buat orang-orang yang tidak atau malas membeli majalah-majalah manga yang terbit mingguan yang memiliki beragam campuran cerita/judul. Dari bentuk tankōbon inilah manga biasanya diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain di negara-negara lain seperti Indonesia.
Untuk beberapa judul (yang sukses) bahkan telah/akan dibuat versi manusia (
Live Action, atau kadang disingkat sebagai L.A. di jepang), beberapa judul yang telah diangkat menjadi Live Action adalah Death Note, Detektif Conan, GeGeGe no Kintaro, Cutie Honie, Casshern, DevilMan, Saigake!! Otokojuku dan lain lain
Lebih lanjut sebagian judul juga akan dibuat remake kembali secara internasional oleh produsen di luar negara Jepang, seperti Amerika, yang membuat film Live Action Dragon Ball versi Hollywood (20'th Century Fox), dan kabarnya juga akan dibuat versi live action dari
Death Note oleh pihak produser barat.

Berdasarkan jenis pembaca
Manga yang khusus ditujukan untuk anak-anak disebut
kodomo (子供) — untuk anak-anak.
Manga yang khusus ditujukan untuk (Wanita) dewasa disebut
josei (女性) (atau redikomi) — wanita.
Manga yang khusus ditujukan untuk dewasa disebut
seinen (青年) — pria.
Manga yang khusus ditujukan untuk perempuan disebut
shōjo (少女) — remaja perempuan.
Manga yang khusus ditujukan untuk laki-laki disebut
shōnen (少年) — remaja lelaki.
Banyak dari jenis-jenis ini juga berlaku untuk
anime dan permainan komputer Jepang.
Dua penerbit manga terbesar di Jepang adalah
Shogakukan (小学館) dan Shueisha (集英社) .

Gaya penggambaran
Rata-rata mangaka di Jepang menggunakan gaya/style sederhana dalam menggambar manga. Tetapi, gambar latar belakangnya hampir semua manga digambar serealistis mungkin, biarpun gambar karakternya benar-benar sederhana. Para mangaka menggambar sederhana khususnya pada bagian muka, dengan ciri khas mata besar, mulut kecil dan hidung sejumput. Ada juga gaya menggambar
Lolicon maupun Shotacon.
Tidak semua manga digambarkan dengan sederhana. Beberapa mangaka menggunakan style yang realistis, walaupun dalam beberapa elemen masih bisa dikategorikan manga. Seperti contohnya
Vagabond, karya Takehiko Inoue yang menonjolkan penggunaan arsir, proporsi seimbang dan setting yang realistis.[rujukan?] Tetap, Vagabond dikategorikan manga karena gaya penggambaran mata, serta beberapa bagian yang simpel. Manga juga biasa digambar dalam monochrome dan gradasinya yang biasa disebut tone.
Untuk komik jangka panjang atau yang memiliki ratusan volume, umumnya seiring dengan perkembangan waktu, para mangaka akan mengalami perubahan goresan yang cukup signifikan.[
rujukan?] Contoh yang umum di Indonesia mungkin karaya Hojo Tsukasa yang dari Cat Eyes berubah menjadi seperti dalam City Hunter. Atau karya lain Ah ! My Goddess yang dimulai sejak 1988 dan sampai sekarang masih terus berjalan. One Piece and Naruto pun cukup berubah bila dibandingkan pada goresan volume volume awal.[rujukan?]

Doujinshi
Doujinshi adalah sebutan bagi manga yang dibuat oleh
fans manga tersebut yang memiliki alur cerita atau ending yang berbeda dari manga aslinya. Para fans ini biasa mendistribusikannya dari tangan ke tangan, dijual secara indie di toko doujinshi, atau mengikuti konvensi akbar doujinshi yang biasa disebut Comiket. Disini dijual ribuan judul doujinshi tiap tahunnya. Pengunjungnya bisa mencapai 400.000 orang.
Doujinshi sendiri kadang menjadi batu loncatan seseorang/kelompok untuk menjadi mangaka. Ken Akamatsu (
Love Hina, Negima) juga sering membuat dojin karyanya sendiri. Manga yang bertema hentai biasanya adalah dojin dari manga tertentu yang sudah terkenal. Biasanya karakter manga tersebut memang didesain untuk jadi "sasaran" para dojin-ka (sebutan bagi para pembuat dojin, sama seperi manga-ka).

Manga di Indonesia

Penerbit
Dua penerbit manga terbesar di Indonesia adalah
Elex Media Komputindo dan m&c Comics yang merupakan bagian dari kelompok Gramedia. Sekitar tahun 2005, kelompok Gramedia juga telah menghadirkan Level Comics, yang lebih terfokus pada penerbitan manga-manga bergenre Seinen (dewasa).
Tedapat beberapa penerbit ilegal di Indonesia, namun tampaknya peredarannya hanya sebatas di wilayah kota kota besar, karena untuk beberapa daerah tidak ditemukan komik-komik jenis ini. Perbedaan yang mencolok dari penerbit ilegal ini, mereka tampak lebih terbuka terhadap sensor dibandingkan dengan manga terbitan Elex yang jauh lebih ketat dalam hal sensor.
[5]

Format baca dan Kejanggalan
Aslinya bahasa Jepang biasanya ditulis dari kanan ke kiri, sehingga penggambaran manga dan ditulis dengan sistem seperti ini di Jepang, yang umum disebut sebagai istilahnya "raw" (mentah). Hal ini berbeda dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang biasa membaca dari kiri (atau sebagai patokan cover depan ada di bagian kiri) ke kanan. Sebelum tahun
2000-an, menyikapi masalah perbedaan budaya ini, ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia gambar dan halamannya umumnya di-flip sehingga dapat dibaca dari kiri ke kanan. Hal ini menyebabkan sering terlihat tokoh tokoh dalam komik terlihat kidal (penggunaan tangan kiri yang dominan) dan sedikit aneh



Contoh halaman yang terjemahannya tidak sesuai dengan gambar
Untuk beberapa manga yang tidak mempermasalahkan keadaan terbalik ini, hal semacam ini tidak terlalu dipermasalahkan, namun kerancuan menjadi sangat mengganggu dalam terjemahan manga genre detektif seperti
Detektif Conan, Q.E.D atau Detektif Kindaichi yang sering memberikan informasi/petunjuk yang sangat menyesatkan pembaca karena pada bagian cerita di bab depan tidak sesuai dengan hasil deduksi/kesimpulan dari tokoh utama maupun fakta yang tergambar dalam cerita. Bahkan dalam suatu buku cerita, kadangkala hanya satu panel yang dibalik (pada bagian deduksi) yang semakin memperparah inti cerita. (lihat gambar di samping)
Manga pertama yang mepertahankan format seperti format Jepang asli (raw) adalah
Rurouni Kenshin. Selain itu, beberapa penulis komik seperti Takehiko Inoue yang menciptakan komik Slam Dunk tidak setuju karya mereka diubah begitu saja dan minta agar karya mereka dibiarkan dalam format aslinya (raw). Kini, manga-manga yang terbit di Indonesia biasanya sudah diterbitkan dalam format aslinya, terutama untuk pernerbit terbitan "LEVEL COMICS" semuannya sudah mengikuti format asli RAW Jepang, kecuali untuk beberapa judul dari penerbit "Elex Media Komputindo" yang sebagian ada yang telah mulai diterbitkan sebelum tahun 2000-an.
Beberapa judul (yang telah diterjemahkan / dikenal dalam bahasa Indonesia) yang telah memakai format baca ala jepang (raw) adalah :
Monster (2003) [M&C!]
Monster - Urasawa Naoki (1995)
Comic Bomber (2008) [Elex Media Komputindo]
Hoero Pen - SHIMAMOTO Kazuhiko (2002)
ROAD to St. ANDREWS DANDOH XI (2008) [Elex Media Komputindo]
DAN DOH!! XI - SAKATA Nobuhiro & BANJO Daichi (2002)
AEGIS in the DARK (2008) [Elex Media Komputindo]
YAMI NO AEGIS - NANATSUKI Kyouichi & FUJIWARA Yoshihide (2006)
C.M.B. (2008) [Elex Media Komputindo]
C.M.B. - Shinra Hakubutstukan no Jiken Mokuroku - Motohiro Katou (2006)
Kungfu Boy Legends (2008) [Elex Media Komputindo]
Tekken Chinmi Legends - Takeshi Maekawa (2007)
A.S.Animal Sense (2008) [Elex Media Komputindo]
A.S.(Animal Sense) - Takeshi Maekawa (2006)
Yotsuba &! (2008) [Elex Media Komputindo]
Yotsubato! - Kiyohiko Azuma / Yotuba Sutazio (2007)
Azumanga DAIOH [Elex Media Komputindo]
ONE PIECE [Elex Media Komputindo]
Gash Bell [M&C!]
Ghost Sweeper Mikami [Elex Media Komputindo]

Pengaruh pada kultur di Indonesia
Karena banyaknya manga yang diterbitakan di Indonesia sejak dari zaman
Doraemon, Candy Candy, maupun Kungfu Boy yang membanjiri pasar Indonesia yang berlangsung selama bertahun-tahun dengan distribusi yang cukup teratur sehingga menyebabkan manga terbitan Elex Media Komputindo sangat mudah diperoleh apabila dibandingkan dengan peredaran komik Eropa/Amerika yang relatif lebih susah dan lebih mahal, kecuali Donal Bebek yang masih bisa didapat secara teratur tiap minggunya.
Hal ini mengakibatkan terjadinya debat kusir pada proses pembentukan komik karya "Indonesia", karena secara tidak langsung banyak generasi komikus muda di Indonesia baik tanpa sadar maupun sadar, terpengaruh oleh gaya aliran Jepang (manga) ini. Hal ini pun masih diperdebatkan, namun mengingat dengan beberapa pengarang asal Korea dan Hong Kong yang memiliki goretan yang cukup mirip dengan manga Jepang, harusnya hal ini tidak dipermasalahkan.
Di Indonesia juga terdapat komunitas-komunitas penggemar manga dan anime. Biasanya mereka berkumpul dan berbagi dengan penggemar lain lewat internet atau berkumpul di suatu tempat. Para penggemar yang bertemu di internet/
forum biasa mengadakan gathering (pertemuan) untuk saling berjumpa satu sama lain.

Iklan televisi
Ada sebuah iklan produk makanan yang memakai tokoh yang sangat mirip dengan tokoh
Kamen Rider dan baltan (Ultraman) yang disebut lobstozilla. Namun iklan ini lebih mirip jiplakan secara kasar daripada sebuah pengaruh.
Kontroversi
Sekitar tahun 2005 - 2007, penerbit Indonesia seperti Level Comics, berani menerbitkan manga yang berbau DEWASA (Seinen). Pada awal kemunculannya, ini sempat ditentang keras. Bahkan manga
Vagabond sempat ditarik dari peredaran. Setelah pemberlakuan sensor yang lebih ketat, para penerbit tidak lagi diprotes oleh para ibu yang anaknya membaca manga-manga tersebut. Manga juga sering dinilai tidak mengindahkan rating karena pencantumannya kurang mengena oleh sebagian kalangan yang menilai.

Manga di luar Jepang
Manga telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa di negara-negara di luar Jepang termasuk
China, Perancis, Italia, Malaysia, Indonesia dan lainnya. Untuk beberapa negara terdapat sebutan tersendiri untuk menyebut komik:
Manhua untuk China/Hongkong/Taiwan
Manhwa untuk Korea

Jenis manga

Kategori manga pornografis
Biasanya disebut "
hentai" (変態) dalam bahasa Inggris, meskipun istilah ecchi (H) lebih sering dipakai. Ecchi sendiri sebenarnya merupakan cara penyebutan orang Jepang untuk huruf "H" dari kata 'hentai'.
Softcore
lolicon (perempuan muda)
shota-con (laki-laki muda)
yaoi (gay)
yuri (lesbian)
Hardcore
ero-guro (erotic-grotesque)
futanari (hermafrodit)
kemono (hewan setengah manusia)
Selengkapnya...

Rabu, 17 Juni 2009

Belajar Tulisan Jepang


Buat belajar bahasa jepang, intinya pertama2 kita harus belajar 3 tipe huruf, yaitu hiragana, katakana, dan kanji.

banyak orang awam yang sblm belajar bahasa jepang udah ketakutan gara2 huruf2 ini, padahal buat belajar huruf2 ini sama skali ga susah. sebelum gw kasih diagram huruf ini, gw kasih tau dulu perbedaan2nya.

1. Hiragana

Huruf hiragana itu adalah huruf standard jepang (kayak abjad di alphabet lah). jadi biasanya anak2 tk kalau belajar tulisan, mulai dari hiragana dulu. sementara kalau udah sd, udah mulai belajar kanji. oh iya, kalo mau blajar jepang, at least harus bisa baca hiragana. gampang kok, coba2 aja di ulang2, paling dalem sehari juga udah apal.








Chart hiragana di atas adalah struktur hiragana yang paling dasar. kalo smua hiragana yang ada di chart atas udah apal smua, kita lanjutin ke bawah yok! yang di bawah tinggal tambahan2nya doang kok. perhatiin deh, cuma beda titik dua dan buletan. tapi kalo kita tambahin titik dua atau buletan di sebelah atas tulisan hiragana, bunyinya bakal berubah. kita liat deh bedanya :
Kalo chart yang di atas udah bisa juga, kita lanjutin ke bagian terakhir. jadi kita bisa ngegabungin huruf hiragana dengan huruf hiragana yang kecil. nih kita liat bunyi2nya :
Skarang coba deh baca kalimat di bawah ini, pelan2 aja

Kalo kita liat contoh nomor 1, knapa huruf “ha” bacanya jadi “wa”? huruf “ha” disitu fungsinya hanya sebagai penanda subjek, dimana subjeknya kan “saya” / “watashi”. jadi kalo kita nulis “ha” yang berfungsi sebagai penanda subjek doang, bacanya menjadi “wa”.


2.Katakana
Huruf katakana adalah huruf yang digunain buat nulis kata2 serapan. berhubung abjad standard jepang ga bisa mencakup seluruh pronounciation dari bahasa lain (kayak misalnya huruf V, huruf W, dll), orang jepang membuat beberapa huruf2 khusus untuk melafalkan bunyi2 yang ga ada di bahasa standard jepang. jadi untuk penulisan nama orang2 asing (kayak kita2 gini), harus make huruf katakana.

Sama kayak hiragana, ada 5 huruf dalam katakana yang bisa berubah kalo ditambahin titik dua atau buletan :
Karena di bahasa jepang ga ada pelafalan huruf “v”, bunyi “wi” dan beberapa bunyi lain, untuk men-jepang-kan bahasa asing yang mengandung bunyi2 tsb ada beberapa tambahan kombinasi huruf di katakana:


3. Kanji
Kanji itu sbenernya aksara yang pertama kali dibuat oleh cina (tapi skarang korea lagi ngotot, katanya korea yang nemuin hehe), dan menurut sejarah jaman dulu banget, ada utusan dari jepang yang dateng ke cina untuk mempelajari huruf2 ini. sampe akhirnya berlakulah sistem penulisan kanji juga di jepang. kanji cina dan jepang sama persis, ga ada bedanya. cuma di cina sendiri (kecuali taiwan), kanji yang di pake skarang ini adalah kanji yang udah di modifikasi menjadi lebih mudah. sementara di jepang masih kanji dengan versi original.
Cara membaca kanji sendiri dibagi menjadi 2 jenis : kunyomi dan onyomi. kunyomi adalah cara membaca versi jepang, sementara onyomi adalah cara membaca versi cina. kunyomi biasanya dipake untuk nulis kata2 kerja (kebanyakan sih kata kerja, tapi ada kasus2 lain juga), sementara onyomi untuk kata2 gabungan. dulu gw sempet bingung, katanya onyomi adalah cara membaca kanji versi cina, tapi kok bunyinya bener2 beda ya ama kanji bahasa cina? tapi setelah gw tanya2 sama orang2 cina daratan, banyak sih bunyi kanji mereka sama kanji jepang yang “rada” mirip kalo dibaca dengan onyomi, walaupun sbenernya beda cara bacanya (mungkin krn orang jepang ga bisa ngebaca dengan logat cina, makanya akhirnya logat cina-nya pun dijadiin logat jepang.




Kanji disebelah kiri ini cara bacanya “Taberu” yang artinya adalah makan. ini adalah salah satu contoh cara pembacaan kanji dengan kunyomi atau cara baca versi jepang. jadi biasanya kalo pembacaan dengan kunyomi, selain kanji, ada kombinasi dari hiragana juga.



Nah skarang gw kasih contoh ke dua. kanji disebelah kiri ini adalah kanji dengan cara baca kunyomi (ada hiragananya lagi kan disebelah kanannya), bunyinya “Nomu” yang artinya minum. selain ada kanji disebelah kanannya, di atas kanji-nya sendiri ada hiragana kan? nah itu disebut furigana. furigana sbenernya ga usah di tulis juga gpp, tapi untuk ngebantu anak kecil atau orang2 asing supaya gampang baca kanji, kadang2 suka ditambahin di atas kanji itu sendiri sbg penuntun.
Ok, skarang sebagai contoh cara baca onyomi / versi cina, kita liat gambar di kiri deh. cara bacanya “inshoku” yang artinya makan dan minum. jadi biasanya kalo ada kanji gabungan kayak gini, cara membacanya dengan onyomi (versi cina), walaupun banyak juga sih kasus2 yang harus dibaca dengan kunyomi. jadi dari contoh yang gw kasih tadi bisa keliatan kan kalo 1 buah kanji itu ada macem2 cara bacanya. misalnya kanji makan, kalo dibaca dengan kunyomi bunyinya “Taberu”, tapi kalo dibaca dengan onyomi bunyinya “shoku”. kanji minum juga kayak gitu, kalo dengan kunyomi bacanya “Nomu”, tapi kalo dengan onyomi bacanya “in”.

Selengkapnya...

Bahasa Jepang


Bahasa Jepang dengarkan ( romaji: Nihongo) merupakan bahasa resmi di Jepang dan jumlah penutur 127 juta jiwa.
Bahasa Jepang juga digunakan oleh sejumlah penduduk negara yang pernah ditaklukkannya seperti Korea dan Republik Cina. Ia juga dapat didengarkan di Amerika Serikat (California dan Hawaii) dan Brasil akibat emigrasi orang Jepang ke sana.
Namun keturunan mereka yang disebut nisei ( generasi kedua), tidak lagi fasih dalam bahasa tersebut.
Bahasa Jepang terbagi kepada dua bentuk yaitu Hyoujungo ,pertuturan standar, dan Kyoutsugo ,pertuturan umum. Hyoujungo adalah bentuk yang diajarkan di sekolah dan digunakan di televisi dan segala perhubungan resmi.

Lafas vokal

Bahasa Jepang mempunyai 5 huruf vokal yaitu /a/, /i/, /ɯ/, /e/, dan /o/.

Lafaz vokal bahasa Jepang mirip bahasa Indonesia. Contohnya:


/a/ seperti "bapa"

/i/ seperti "ibu"

/u/ seperti "urut"

/e/ seperti "esok"

/o/ seperti "obor"


Tulisan bahasa Jepang
Tulisan bahasa Jepang berasal dari tulisan bahasa China (kanji) yang diperkenalkan pada abad keempat Masehi. Sebelum ini, orang Jepang tidak mempunyai sistem penulisan sendiri.

Tulisan Jepang terbagi kepada tiga:
aksara Kanji yang berasal dari China
aksara Hiragana dan
aksara Katakana. keduanya berunsur daripada tulisan kanji dan dikembangkan pada abad kedelapan Masehi oleh rohaniawan Buddha untuk membantu melafazkan karakter-karakter China.
Kedua aksara terakhir ini biasa disebut kana dan keduanya terpengaruhi fonetik bahasa Sansekerta. Hal ini masih bisa dilihat dalam urutan aksara Kana. Selain itu, ada pula sistem alihaksara yang disebut romaji.

Bahasa Jepang yang kita kenal sekarang ini, ditulis dengan menggunakan kombinasi aksara Kanji, Hiragana, dan Katakana. Kanji dipakai untuk menyatakan arti dasar dari kata (baik berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau kata sandang). Hiragana ditulis sesudah kanji untuk mengubah arti dasar dari kata tersebut, dan menyesuaikannya dengan peraturan tata bahasa Jepang.


Kana
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hiragana dan Katakana
Aksara Hiragana dan Katakana (kana) memiliki urutan seperti dibawah ini, memiliki 46 set huruf masing-masing. Keduanya (Hiragana dan Katakana) tidak memiliki arti apapun, seperti abjad dalam Bahasa Indonesia, hanya melambangkan suatu bunyi tertentu, meskipun ada juga kata-kata dalam bahasa Jepang yang terdiri dari satu 'suku kata', seperti me(mata), ki (pohon) ni (dua), dsb. Abjad ini diajarkan pada tingkat pra-sekolah (TK) di Jepang.


Kanji
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kanji
Banyak sekali kanji yang diadaptasi dari Tiongkok, sehingga menimbulkan banyak kesulitan dalam membacanya. Dai Kanji Jiten adalah kamus kanji terbesar yang pernah dibuat, dan berisi 30.000 kanji. Kebanyakan kanji sudah punah, hanya terdapat pada kamus, dan sangat terbatas pemakaiannya, seperti pada penulisan suatu nama orang.

Oleh karena itu Pemerintah Jepang membuat suatu peraturan baru mengenai jumlah aksara kanji dalam Joyō Kanji atau kanji sehari-hari yang dibatasi penggunaannya sampai 1945 huruf saja. Aksara kanji melambangkan suatu arti tertentu. Suatu Kanji dapat dibaca secara dua bacaan, yaitu Onyōmi (adaptasi dari cara baca China) dan Kunyōmi (cara baca asli Jepang). Satu kanji bisa memiliki beberapa bacaan Onyomi dan Kunyomi.


Tanda baca
Dalam kalimat bahasa Jepang tidak ada spasi yang memisahkan antara kata dan tidak ada spasi yang memisahkan antara kalimat. Walaupun bukan merupakan tanda baca yang baku, kadang-kadang juga dijumpai penggunaan tanda tanya dan tanda seru di akhir kalimat.

Tanda baca yang dikenal dalam bahasa Jepang:
(kuten) Fungsinya serupa dengan tanda baca titik yakni untuk mengakhiri kalimat.
(toten) Fungsinya hampir serupa dengan tanda baca koma yakni untuk memisahkan bagian-bagian yang penting dalam kalimat agar lebih mudah dibaca

Angka dan Sistem Penghitungan
Bangsa Jepang pada zaman dahulu (dan dalam jumlah yang cukup terbatas pada zaman sekarang) menggunakan angka-angka Tionghoa, yang lalu dibawa ke Korea dan sampai ke Jepang. Berikut ini adalah daftar angka-angka Jepang.


Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh

Setelah Kekaisaran Jepang mulai dipengaruhi oleh Eropa, angka-angka Latin mulai digunakan secara besar-besaran, dan hampir mengganti sepenuhnya kegunaan angka Tionghoa ini.

Dalam penggunaannya di Bahasa Jepang, dan untungnya juga agak mirip di bahasa Indonesia, angka-angka ini tidak bisa digunakan seperti itu saja untuk menyatakan sebuah jumlah dari sebuah barang, waktu dan sebagainya. Pertama-tama jenis barangnya harus dipertimbangkan, lalu ukurannya, dan akhirnya jumlahnya. Cara berhitung untuk waktu dan tanggal pun berbeda-beda, maka satu hal yang harus dilakukan adalah menghafalkan cara angka-angka ini bergabung dengan satuannya.


Cara menghitung barang

Barang secara umum
Untuk mengucapkan 1 buah yaitu (hitotsu) dan seterusnya hanya menambahkan huruf tsu

Barang Panjang
Untuk mengucapkan 1 buah barang panjang (meteran) misal (ippon). Biasa dipakai untuk menghitung jumlah pensil, botol, pohon.

Barang Tipis
Hanya perlu angka biasa ditambahi satuan (mai) sebagai akhiran, Misal:1 lembar (ichimai) ,dst . Bisa digunakan untuk menghitung jumlah kertas, baju, perangko, dan benda tipis lainnya.



Barang Besar
Hanya perlu angka biasa ditambahi satuan だい(dai) sebagai akhiran, Misal : 1 buah (ichidai),dst . Bisa digunakan untuk menghitung jumlah barang elektronik yang besar, atau barang besar pada umumnya, seperti televisi, kulkas, rumah, mobil dan sebagainya


Cara menghitung orang
Untuk mengucapkan seorang dan seterusnya menggunakan angka biasa ditambahi satuan (nin), misal: 3 orang (sannin) 7 orang (shichinin)


Tata Bahasa
Tata kalimat dalam Bahasa Jepang memakai aturan subyek-obyek. Subyek, obyek dan relasi gramatika lainnya biasa ditandai dengan partikel, yang menyisip di kalimat dan disebut posisi akhir (postposition). Struktur dasar kalimat memakai cabang topik. Contohnya adalah, Kochira-wa Tanaka-san desu. Kochira ("ini") merupakan topik dari kalimat ini. Kata kerjanya ialah "desu" yang berarti "it is" dalam bahasa Inggris. Dan yang terakhir, Tanaka-san desu merupakan cabang atau komentar dari topik ini.

Infleksi dan Konjugasi
Dalam bahasa Jepang, kata benda tidak memiliki bentuk numeral, jenis kelamin, atau aspek lainnya. Contohnhya pada kata benda hon yang mungkin berarti sebuah atau beberapa buku. Juga pada kata hito yang mungkin berarti orang atau sekumpulan orang. Kata untuk menyebut orang biasanya dalam bentuk tunggal, contohnya Harada-san. Kalau kata panggil jamak, biasanya disebut -tachi.

Pertanyaan mempunyai bentuk yang sama dengan kalimat afirmatif. Intonasi akan meninggi setiap akhir dari kalimat pertanyaan. Dalam situasi resmi, biasanya kalimat pertanyaan disertai partikel -ka. Contohnya, kalimat Ii desu yang berarti "Baiklah" menjadi bentuk Ii desu ka yang berarti "Boleh kan?". Biasanya pada situasi tidak resmi, partikel -no untuk menunjukkan penekanan, contohnya pada kalimat Doshite konai-no? yang berarti "Kenapa (kamu) tidak datang?".

Kalimat negatif dibentuk dengan merubah bentuk kata kerja. Contohnya pada kalimat Pan o taberu yang artinya "Saya akan makan roti) menjadi Pan-o tabenai yang artinya "Saya tidak akan makan roti".


Adjektiva
Ada tiga bentuk kata sifat dalam bahasa Jepang:

(keiyoshi) yaitu penambahan partikel -i, yang memiliki akhiran konjugasi (i). Contohnya: (atsui hi) yang berarti "hari yang panas"
(keiyodoshi) yaitu penambahan partikel -na. Contoh: (henna hito) yang berarti "orang aneh"
(rentaishi) yaitu kata sifat sebenarnya. Contoh: (ano yama)

Partikel
Bahasa Jepang juga memiliki beberapa partikel yaitu:

ga untuk bentuk nominatif
ni untuk bentuk dativ.
no untuk bentuk genital
o untuk bentuk akusatif
a sebagai topik

Kesopanan
Biasanya untuk menghormati orang yang lebih tinggi, seperti kepada menteri atau direktur, dipakai bahasa Jepang sopan yang disebut teineigo. Untuk menyebut nama menteri, diakhiri dengan partikel -sama atau -sangi. Contoh: Katsumoto-sangi . Untuk berkenalan, kita harus menggunakan bentuk bahasa sopan. Tapi, kalau sudah akrab, kita boleh memakai bahasa umum.


Kosa kata
Bahasa Asli Jepang yaitu berasal dari bahasa asli pemukim Jepang zaman dahulu disebut yamato kotoba yang berarti kosa kata Yamato. Kosakata Jepang sebagian besar berakar atau berasal dari Cina disebut kango yang masuk pada abad ke-5 lewat Semenanjung Korea. Jepang banyak mengadopsi kosakata dari bahasa Inggris, kata-kata adopsi ini umumnya ditulis menggunakan huruf katakana. Contoh: (maikaa - sama dengan pelafalan "my car") yang berarti "mobil saya"

Belajar Bahasa Jepang
Beberapa universitas internasional di dunia mengajarkan bahasa Jepang. Mulainya ketertarikan belajar bahasa Jepang sewaktu abad ke-18 Masehi, lalu melonjak dimana Jepang mulai memimpin ekonomi dunia pada tahun 1980. Bahasa Jepang semakin diminati karena mendominasi dunia kartun (anime dan manga) di seluruh penjuru dunia. Kebanyakan dari otaku (penggemar anime) bisa berbicara bahasa Jepang walaupun hanya dasarnya. Pemerintah Jepang sebagai pihak yang mengatur bahasa Jepang menyediakan tes profisiensi sejenis TOEFL yaitu JLPT (Japanese Language Proficiency Test).

Kekerabatan bahasa Jepang
Para pakar bahasa tidak mengetahui secara pasti kekerabatan bahasa Jepang dengan bahasa lain. Ada yang menghubungkannya dengan bahasa Altai, namun ada pula yang menghubungkannya dengan bahasa Austronesia. Selain itu ada pula kemiripan secara tatabahasa dan dalam susunan kalimat serta secara fonetik dengan bahasa Korea meski secara kosakata tidaklah begitu mirip.


Selengkapnya...

Selasa, 16 Juni 2009


Kawasan Daerah
Jepang terdiri dari 47 prefektur Berdasarkan keadaan geografis :



dan sejarahnya, 47 prefektur ini dapat dikelompokkan menjadi sembilan kawasan yaitu Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, Chugoku, Shikoku, Kyushu, dan Okinawa..Setiap kawasan ini mempunyai dialek dan adat-istiadat sendiri, serta budaya yang unik. Misalnya, kawasan Kanto yang mencakup Tokyo, dan kawasan Kansai yang mencakup Osaka, amat kontras dalam segala hal, mulai dari citarasa makanan hingga gaya seni pertunjukan tradisional, sehingga orang senang membanding-bandingkannya.
Penduduk Jepang berjumlah 127 juta orang, menduduki tempat ke-9 di dunia dalam hal jumlah penduduk terbanyak di dunia. Karena jumlah penduduknya cukup banyak dibandingkan dengan luas daratannya, maka rata-rata kepadatan penduduknya cukup tinggi yaitu 342 orang per 1 km2. Angka ini jauh lebih besar daripada Amerika Serikat (29), dan Prancis (107), dan kurang-lebih sama dengan Belgia (333).
Daerah-daerah pegunungan meliputi lebih dari 70% dari daratan Jepang, sehingga kota-kota utama berpusat di tanah datar yang luasnya tidak sampai 30% dari daratan Jepang. Kota dengan penduduk lebih dari satu juta adalah : Sapporo di Hokkaido; Sendai di kawasan Tohoku; Saitama, Tokyo, dan Yokohama di kawasan Kanto; Nagoya di kawasan Chubu; Osaka, Kyoto, dan Kobe kawasan Kinki; Hiroshima di kawasan Chugoku; dan Fukuoka di Kyushu. Kiranya tidak perlu dikatakan lagi bahwa Tokyo sebagai ibukota merupakan pusat kegiatan Jepang. Kota-kota utama lainnya berperan sebagai pusat politik, ekonomi dan kebudayaan bagi kawasan yang bersangkutan.



SAPPORO
Sapporo adalah kota terbesar di Hokkaido. Berbeda dengan kota-kota utama di pulau Honshu, yang dibangun secara bertahap selama bertahun-tahun, Sapporo dikembangkan berdasarkan rancangan pada akhir abad ke-19; jalan-jalannya tersusun dengan pola teratur. Sapporo merupakan titik pangkal bagi para pelancong untuk menikmati keindahan alami Hokkaido pada musim panas dan untuk bermain ski serta snowboarding pada musim dingin. Foto ini menunjukkan dua lambang kota : Taman Odori dan Menara TV Sapporo. Setiap bulan Februari di taman ini berlangsung Festival Salju Sapporo.

TOKYO
Sebagai pusat politik Jepang sejak tahun 1603, Tokyo adalah ibu kota dan pusat ekonomi serta
informasi. Di tengah-tengah kota terdapat Istana Kekaisaran yang dulu merupakan Puri Edo. Di sekitar Istana terdapat National Diet Building (Gedung Parlemen), kementerian-kementerian, dan distrik-distrik bisnis. Sekitar 30 juta orang, atau kurang lebih seperempat dari jumlah penduduk Jepang, tinggal di Metropolitan Tokyo dan sekitarnya. Foto ini menunjukkan gugusan gedung pencakar langit di Shinjuku.

NAGOYA
Nagoya adalah kota terbesar di kawasan Chubu. Daerah di seputar Nagoya merupakan pusat produksi mobil serta berbagai industri lainnya yang sangat berkembang. Puri Nagoya sebagai lambang kota, dibangun pada tahun 1612 oleh Tokugawa Ieyasu, shogun pertama dari pemerintahan Edo yang berkuasa di Jepang selama 270 tahun. Puri ini terkenal dengan dua patung shachihoko (makhluk laut imajiner) emas yang terpasang pada atapnya. Puri Nagoya hancur pada tahun 1945, kecuali beberapa menara kecil dan gerbangnya. Kemudian dibangun kembali pada tahun 1959, lengkap dengan shachihoko emas yang baru.





KYOTO
Dulu pernah menjadi ibu kota Jepang, yaitu pada akhir abad ke-8.
Kyoto mempunyai sejarah lebih dari 1200 tahun dan dikenal dengan banyak kuil tua dan taman yang indah. Pada tahun 1994 UNESCO telah menunjuk 17 kuil Budhis, kuil Shinto, dan puri di kota Kyoto, Uji, dan Otsu sebagai situs Warisan Dunia.








OSAKA
Sejak didirikan pada abad ke-7, Osaka menjadi pangkalan bagi perdagangan dengan negara-negara lain. Osaka Raya adalah metropolis kedua terbesar di Jepang sesudah Tokyo Raya. Kota ini dikenal dengan makanan enak serta komedi. Pada tahun 1970 Osaka menjadi tuan rumah Eksposisi Dunia yang pertama di Asia. Pada tahun 1994 telah dibuka Bandar Udara Internasional Kansai di sebuah pulau buatan di Teluk Osaka dan kini menjadi sebuah gerbang utama ke Jepang bagi para pengunjung dari luar negeri.


HIROSHIMA
Pada tahun 1945 Hiroshima menjadi kota pertama di dunia yang pernah dijatuhi sebuah bom
atom, namun Hiroshima berhasil pulih kembali dan menjadi salah satu kota utama Jepang. Di Miyajima, sebuah pulau dekat Hiroshima, terdapat Kuil Shinto Itsukushima di mana torii (gerbang depan kuil Shinto) terlihat menjulang dari laut ketika laut pasang. Kuil ini merupakan sebuah situs Warisan Dunia.









FUKUOKA
Kota terbesar di Kyushu ini secara geografis dekat dengan daratan Asia dan menjadi pusat pertukaran antara Jepang dan Asia. Festival Hakata Dontaku dan Hakata Gion Yamakasa, yang spektakuler, berlangsung di kota ini. Makanannya pun terkenal, seperti mizutaki (chicken hotpot) dan mie ramen. Salah satu daya tarik kota ini adalah warung makanan kaki lima yang berjejer di sepanjang tepi sungai.


NAHA
Naha adalah kota terbesar di Okinawa, yaitu prefektur yang
terletak paling selatan dan paling barat di Jepang. Okinawa berada di sebelah barat-daya dari Kyushu, terdiri dari 160 pulau besar dan kecil. Karena berada di Zona Tropis, Okinawa memiliki alam yang amat indah dan cuacanya hangat. Samudera biru cerah yang mengelilingi Okinawa menjadikan kepulauan ini salah satu tempat terbaik di dunia untuk scuba diving dan berbagai rekreasi bahari lainnya.





Selengkapnya...

Senin, 15 Juni 2009

\

Rumah Impian “Tanpa Listrik” ........

Memang, Jepang patut diacungi jempol. Paling tidak untuk konsep awal sebuah generasi baru rumah ramah lingkungan yang memadukan tradisi Jepang, teknologi serta pemikiran untuk berkontribusi dalam menangani pemanasan global.


Jepang sudah bermimpi, rumah ini akan menjadi rumah masa depan yang peduli bumi. Semua energi dalam Zero Emission House yang digunakan untuk ‘menghidupkan’ rumah, berasal dari alam. Penerangan serta pendingin atau penghangat ruangan, misalnya, tak memerlukan listrik dari luar sehingga kita tidak perlu lagi membayar listrik dan menimbulkan pencemaran karena pembangkit yang menggunakan BBM.
Konsep Zero Emission House ini diperkenalkan secara khusus kepada Indonesia melalui Indonesia-Japan Expo 2008 yang diselenggarakan oleh surat kabar nasional Kompas dan surat kabar Nikkei dari Jepang dari tanggal 1-9 November di JIexpo Kemayoran Jakarta.

Chief Officer Coordination and Management Division Energy and Environment Technology Center NEDO, Mitsuhiro Yamazaki, mengatakan Zero Emission House yang dikembangkan oleh The New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) baru saja diluncurkan dalam KTT G8 di Hokkaido Toyaka medio tahun ini. NEDO baru membuat satu unit prototipe rumah ini di distrik Ibaraki.

Dari alam dan ramah untuk alam

Energi yang menghidupkan rumah pun tak satupun yang memerlukan listrik dari luar. Semua diusahakan sendiri oleh sistem panel surya dan pembangkit listrik tenaga angin skala kecil.

Energi matahari diserap oleh panel surya yang dipasang di atap. Lalu energi tersebut disimpan di baterai dan diolah menjadi listrik oleh power supply. Kapasitas penyimpanan baterai lithium mencapai 6.000 watt.

“Jadi ketika seminggu tidak ada matahari, tetap ada tenaga cadangan,” ujar salah satu penjaga stan NEDO.

Namun, energi matahari bisa saja meredup berminggu-minggu ketika musim hujan atau dingin di Jepang. Hal itu tak masalah, karena rumah dapat memperoleh energi dari pembangkit listrik tenaga angin berbentuk baling-baling dengan sistem penyimpanan yang sama di baterai dan power supply.

“Hemat energi banget. Jadi kita nggak usah bayar listrik lagi deh di masa depan karena listriknya dari matahari. Matahari kan gratis,” ujar penjaga stan tersebut kepada sejumlah siswa SDN Pondok Pinang 12 Pagi Jakarta Selatan yang berkunjung melihat miniatur rumah ramah lingkungan tersebut.

Energi yang disimpan dan diolah menjadi listrik itu akhirnya mampu memanaskan air dan menghidupkan alat penerangan berteknologi OLED yang cahayanya mirip dengan cahaya alam. Jika cahaya bohlam hanya sekitar 10 persen dari cahaya alam. Teknologi OLED mencapai 70 persen. Selain itu, rumah ramah lingkungan nol emisi ini mengupayakan pula sistem pencahayaan mirror duct.

Cahaya dari luar dimanfaatkan untuk penerangan ruangan pada siang hari. Tak hanya teknologi elektriknya, dari segi fisik, rumah ini dibangun dari semen daur ulang yang disebut Eco-cement. Mutu semen sisa pembakaran limbah sampah kota ini dinilai hampir sama dengan semen biasa.

Material perabot rumahnya pun berasal dari bahan kayu sisa pembongkaran bangunan dan hasil penjarangan yang diolah dan direkatkan dengan lem ramah lingkungan dari tannin (di kulit kayu dan daun). Dindingnya pun dilengkapi dengan papan insulasi panas hibrida yang membuat panas terik matahari tidak berpengaruh terhadap suhu di dalam rumah. Teknologi ini membuat rumah tetap adem dan nyaman.

Masih mahal

amun, Yamazaki mengakui investasi prototipenya di Ibaraki masih mencapai angka 100 juta yen atau sekitar Rp 9-10 milyar. Saat ini, Jepang sedang berupaya mengembangkannya di Ibaraki dengan memaksimalkan perpaduan teknologi lingkungan, teknologi konservasi energi dan teknologi energi terbarukan.










Selengkapnya...

Minggu, 14 Juni 2009

Mengenali Kebudayaan Jepang (Bersih, Kerja, Agama)

Pertama kali kita sebagai orang Indonesia datang ke Jepang, pasti akan takjub dengan kebersihannya, keteraturannya dan ke`resik`kannya. Bagaimana mereka bisa sebegitu terbiasanya dengan kebersihan, keresikan dan keteraturan ? Pertanyaan ini yang seringkali melintas dalam benak saya. Meskipun mereka bukan muslim, tapi mereka sudah melaksanakan hadis yang mengatakan bahwa kebersihan itu adalah sebagian dari iman. Satu sisi saya merasa heran mengenai agama mereka, karena dalam kehidupan mereka, dari anak kecil sampai dewasa, mungkin jika ditanya apa agamanya, mereka akan menggelengkan kepala, tanda bingung atau tidak tahu. Seperti pada pengalaman saya sebelumnya, ketika hari Natal mereka merayakannya, dan ketika tahun baru, mereka pergi ke jinja atau jinggu untuk berdoa.

Kegiatan bersih-bersih itu merupakan bagian dari kerja dan kita tahu pasti bahwa orang Jepang itu `gila kerja`. Dalam benak saya, pasti kerja merupakan Tuhan buat mereka. Karena kalau kita melihat kehidupan mereka, hampir seluruh waktunya dalam sehari dihabiskan untuk bekerja, dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam, atau bahkan ada yang lebih dari jam itu. Ketika saya datang ke kantor pos di Jepang jam 9.20, mereka sudah berada di sisi meja pelayanan. Dan tepat jam 9.30 mereka langsung menyapa pelanggan dan sibuk dengan pekerjaannya. Tidak terlihat pekerja yang bercanda dengan temannya, yang minum atau makan di waktu kerja. Dan mereka melayani pelanggannya dengan sungguh-sungguh, gerakannya cepat dan konsentrasi.

Begitu juga dengan pelayanan rumah sakit. Seorang teman saya yang baru melahirkan mengatakan, melahirkan disini lebih enak dibandingkan melahirkan di Indonesia. Susternya ramah-ramah, dokternya pun sepenuh tenaga dan pikiran menangani pasiennya. Tidak ada perbedaan antara yang kaya dan yang miskin. Teman saya yang tadinya cuma bisa membayar ruangan di kelas II, oleh dokternya dipindahkan ke kelas I secara gratis. Dan ketika mau melahirkan, karena pre eclampsia, dokternya berbicara dengan teman saya sambil berkaca-kaca, tanda bahwa dokter pun bersimpati. Tidak hanya teman saya yang mengalaminya, tetapi teman-teman Indonesia lain pun merasakan hal yang sama. Hmmm jauh sekali kalau dibandingkan dengan rumah sakit Indonesia ya. Miris rasanya….

Tadi malam saya melihat acara di TV Jepang mengenai penemuan sebuah kincir angin yang bisa menggantikan tenaga listrik di rumah atau pun di perkantoran. Berawal dari kegemarannya bermain kincir angin pada masa anak-anak, belajar tentang listrik di bangku kuliah, sampai kemudian mendapatkan ide dari kegemarannya tersebut. Memang kincir angin ini bukan barang baru bagi Belanda yang sudah mendahului penemuan ini, tapi tahap-tahap penemuannya diceritakan dalam bentuk drama. Beberapa kali saya amati, acara TV disini seringkali menceritakan tentang hasil penemuan dari masyarakat Jepang. Tidak hanya penemuan besar saja, penemuan kecil pun diberitakan, seperti misalnya penanda tanggal dari besi magnet. Bermula karena seorang kakek pengrajin besi sering kelupaan tanggal berapa pada hari itu. Kalau kita bandingkan system pendidikan di Jepang dengan di Eropa atau di Amerika, maka jauh sekali perbedaannya. Sistem pendidikan di Eropa ataupun di Asia adalah lecture base, sedangkan di Jepang adalah research base. Maka tak aneh kalau banyak sekali penemuan-penemuan baru dari Jepang. Ini menandakan bahwa masyarakat di Jepang sangat serius dalam pekerjaan, suka meneliti dan juga menghargai hasil kerja seseorang.

Bercerita tentang onsen (hot spring). Masyarakat Jepang sangat suka sekali berendam air panas di ofuro (bath tub) yang besar, apalagi wanitanya. Dahulu kala, laki-laki dan perempuan berendam bersama dalam keadaan (maaf) telanjang di satu kolam air panas yang besar. Tetapi sekarang, laki-laki dan perempuan berendam di kolam yang terpisah. Cukup dengan membayar 500 yen untuk dewasa dan 150 yen untuk anak 5 tahun. Sebelum masuk ofuro, seseorang harus membersihkan badannya dahulu di shower dengan sabun, kemudian masuk ke ofuro. Dan setelah selesai berendam, bisa kembali membersihkan badannya di shower. Sebenarnya ofuro ada di setiap rumah, tetapi ukurannya kecil. Mereka biasanya memisahkan antara toilet dan kamar mandi. Nah..kalau masuk ke perkantoran orang-orang Jepang di Indonesia, mungkin kita akan menemukan toilet yang bersih tanpa tetesan air, karena mereka menggunakan tissue setelah (maaf) buang air kecil atau besar. Orang Indonesia yang datang ke Jepang, akan mengalami kesulitan mengenai ini. Meskipun sekarang sudah ada beberapa toilet yang menggunakan air (spray atau bidet) secara otomatis, tetapi masih banyak juga yang hanya menggunakan tissue. Cara mengatasinya adalah dengan membawa botol air kemanapun pergi (smile). Itu kalau buang air kecil, lalu kalau buang air besar ??? Pikirkan saja sendiri hehehe…..

Kembali ke toilet yang bersih, salah satu guru (sensee) bahasa Jepang saya mengatakan bahwa masyarakat Jepang selalu ingin agar toiletnya bersih, karena mereka percaya bahwa Tuhan (kamisama) akan senang berada di tempat yang bersih, termasuk di toilet itu. Heee…Tuhan berada di toilet? Menyebutkan namaNya saja kita tidak boleh karena itu tempat yang tidak layak. Saya jadi berpikir, apakah karena alasan bahwa toilet adalah tempat yang kotor sehingga kadang kita suka tidak peduli dengan kebersihan toilet ???

Mulai dari kecil, mereka diajarkan untuk `bebersih`. Salah satu anak teman di fakultas, Aki chan namanya, ikut sibuk membersihkan lantai ketika kita berkunjung ke rumah salah satu Professor di Fak. Keperawatan. Dan dia selalu berkata pada ibunya, `Mama, shouji o shitai` (Ma, saya mau `bebersih`). Maka ketika kita sibuk menyiapkan makanan, dia juga sibuk dengan lap di tangannya membersihkan semua pajangan di rumah itu. Ya…orang Jepang percaya bahwa di tempat yang bersih itulah Tuhan berada, makanya mereka suka sekali `bebersih`. Boleh percaya boleh tidak, mereka mempunyai 880 Tuhan!!! Jumlah Tuhan yang luar biasa. Di toilet salah satunya, di makanan, di nasi, di gunung, di pohon, di bulan, di matahari, di laut, di pintu, di jendela dan seterusnya. Dan jika tempat itu diganggu, dirusak, maka mereka akan mendapatkan bencana. Mereka datang ke gereja (biasanya ketika pernikahan), karena beranggapan bahwa di dalamnya ada salah satu dari Tuhan mereka.







Selengkapnya...